Sabtu, 25 Agustus 2012

Yang Muda Yang Berkarya*


“ Sekedar informasi, kami, putra-putra bangsa, anak-anak jalanan, yang kadang di sebut sebagai mutiara masa depan bangsa. Semua orang tahu bahwa kami aqdalah anak-anak buangan, anak-anak ingusan, pemuda-pemuda yang tak pernah dilirik apalagi dilihat. Kami, remaja-remaja yang tak pernah diperhatikan, akan membuat kerusuhan dimanapun kami berada. Dimana kami berpijak disitu kami merusak. Terpaksa kami lakukan ini, agar semua orang melihat dan memperhatikan kami. Agar semua tahu: Kami masih ada disini.”
(Di adaptasi dari coretan-coretan disebuah tembok di satu jalan di Port Moresby)

                Kawan, membaca tulisan yang penuh karakter dan sarat akan emosi ini, kita seperti ditampar, disadarkan dan dibuat mafhum akan esensi dari perilaku mereka. Merilik dari apa yang mereka informasikan, kita seolah diberitahu akan maksud dan tujuan dari semua yang mereka lakukan. Dan kau tahu apa yang mereka kabarkan itu bukan mutlak hanya milik mereka, tapi semua remaja diseluruh dunia juga sama seperti mereka.

                Itulah remaja, kita selalu ingin dilihat, senang rasanya kalau kita diperhatikan. Apalagi diperhatikan oleh mereka-mereka yang telah uzur. Pun demikian dengan kawan-kawan kita, mereka ingin diperhatikan. Dan coretan-coretan ditembok itulah seakan bercerita kepada kita: mengapa remaja sering berkelahi, mengapa remaja identik dengan rusuh dan mengapa remaja sering coret-coret ditembok. Ini karena; remaja ingin diperhatikan.

                Kawan, sekarang cobalah sekarang kita lihat dari sisi positifnya. Menengok dari apa yang mereka tulis, melihat dari cara unik yang mereka lakukan, terlihat jelas kekreatifitasan mereka. Ya, mereka kreatif. Mereka sedan berkarya. Remaja memang –harus- berkarya. Kerusuhan itu, perkelahian itu, Mural itu dan coretan-coretan itu semuanya karya. Terlepas dari positif atau negatif atas apa yang mereka lakukan, namun disini saya hanya ingin berkata bahwa kita sama dengan mereka. Mereka kreatif, kita pun kreatif. Mereka bisa berkarya, kita pun bisa. Tinggal pilih, mau berkarya seperti apa. Apakah ingin berkarya dengan perkelahian lalu setelah itu kita katakan kesemua orang : “ itu karya saya.” Atau membuat kerusuhan lalu dengan bangga mengatakan itu hasil kekreatifanmu? Atau karya- karya lain, tinggal pilih.

                Remaja memang identik dengan kreatif. Terkenal akan dunianya yang penuh akan mimpi. Penuh akan imajinasi-imajinasi tak terbatas dan ide-ide yang gila.Walau tak dapat dipungkiri, terkadang implementasi dari kekreatifan itu yang sedikit menyeleweng, namun tetap saja kekreatifan itu menghasilkan karya. Dan sangat disayangkan kalau kekreatifan itu dibiarkan terpojokkan dalam kesendirian ditengah-tengah hiruk pikuk dunia masa muda. Ayo kawan, panggil kreatifitasmu dan mulai kita berkarya. Kalau temen-temen kita berkarya lewat jalur kerusuhan, masak iya kita juga ambil jalan yang sama? Saya percaya, bahwa temen-temen pasti punya kekreatifitasan yang lebih dari kawan-kawan kita anak jalanan. Buktikan itu dengan karyamu, kawan.

                Ada banyak contoh karya positif yang dapat temen-temen coba dan ciptakan. Sebagai contoh dalam dunia sastra kamu bisa mengekspresikan dirimu lewat puisi atau membuktikan kepiawaianmu dalam bercerita lewat cerpen atau novel. Daalam dunia seni ada banyak yang dapat kamu lakukan, ada musik, lukis, menggambar, dan lain sebagainya. Dalam dunia olahraga pun kamu dapat buktikan kreatifitasmu. Ayo, yang muda memang harus berkarya, agar semua orang melirik, melihat dan memperhatikan kita. Yang muda yang berkarya, agar semua orang tahu bahwa kita masih ada disini.

*) Artikel Saya di Majalah MAGNET 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar