“ Sekedar informasi, kami,
putra-putra bangsa, anak-anak jalanan, yang kadang di sebut sebagai mutiara
masa depan bangsa. Semua orang tahu bahwa kami aqdalah anak-anak buangan,
anak-anak ingusan, pemuda-pemuda yang tak pernah dilirik apalagi dilihat. Kami,
remaja-remaja yang tak pernah diperhatikan, akan membuat kerusuhan dimanapun
kami berada. Dimana kami berpijak disitu kami merusak. Terpaksa kami lakukan
ini, agar semua orang melihat dan memperhatikan kami. Agar semua tahu: Kami masih ada disini.”
Kawan,
membaca tulisan yang penuh karakter dan sarat akan emosi ini, kita seperti
ditampar, disadarkan dan dibuat mafhum akan esensi dari perilaku mereka.
Merilik dari apa yang mereka informasikan, kita seolah diberitahu akan maksud
dan tujuan dari semua yang mereka lakukan. Dan kau tahu apa yang mereka
kabarkan itu bukan mutlak hanya milik mereka, tapi semua remaja diseluruh dunia
juga sama seperti mereka.
Itulah
remaja, kita selalu ingin dilihat, senang rasanya kalau kita diperhatikan.
Apalagi diperhatikan oleh mereka-mereka yang telah uzur. Pun demikian dengan
kawan-kawan kita, mereka ingin diperhatikan. Dan coretan-coretan ditembok
itulah seakan bercerita kepada kita: mengapa remaja sering berkelahi, mengapa
remaja identik dengan rusuh dan mengapa remaja sering coret-coret ditembok. Ini
karena; remaja ingin diperhatikan.
Kawan,
sekarang cobalah sekarang kita lihat dari sisi positifnya. Menengok dari apa
yang mereka tulis, melihat dari cara unik yang mereka lakukan, terlihat jelas
kekreatifitasan mereka. Ya, mereka kreatif. Mereka sedan berkarya. Remaja
memang –harus- berkarya. Kerusuhan itu, perkelahian itu, Mural itu dan
coretan-coretan itu semuanya karya. Terlepas dari positif atau negatif atas apa
yang mereka lakukan, namun disini saya hanya ingin berkata bahwa kita sama
dengan mereka. Mereka kreatif, kita pun kreatif. Mereka bisa berkarya, kita pun
bisa. Tinggal pilih, mau berkarya seperti apa. Apakah ingin berkarya dengan perkelahian
lalu setelah itu kita katakan kesemua orang : “ itu karya saya.” Atau membuat
kerusuhan lalu dengan bangga mengatakan itu hasil kekreatifanmu? Atau karya-
karya lain, tinggal pilih.
Remaja
memang identik dengan kreatif. Terkenal akan dunianya yang penuh akan mimpi.
Penuh akan imajinasi-imajinasi tak terbatas dan ide-ide yang gila.Walau tak
dapat dipungkiri, terkadang implementasi dari kekreatifan itu yang sedikit
menyeleweng, namun tetap saja kekreatifan itu menghasilkan karya. Dan sangat
disayangkan kalau kekreatifan itu dibiarkan terpojokkan dalam kesendirian
ditengah-tengah hiruk pikuk dunia masa muda. Ayo kawan, panggil kreatifitasmu
dan mulai kita berkarya. Kalau temen-temen kita berkarya lewat jalur kerusuhan,
masak iya kita juga ambil jalan yang sama? Saya percaya, bahwa temen-temen
pasti punya kekreatifitasan yang lebih dari kawan-kawan kita anak jalanan.
Buktikan itu dengan karyamu, kawan.
Ada
banyak contoh karya positif yang dapat temen-temen coba dan ciptakan. Sebagai
contoh dalam dunia sastra kamu bisa mengekspresikan dirimu lewat puisi atau
membuktikan kepiawaianmu dalam bercerita lewat cerpen atau novel. Daalam dunia
seni ada banyak yang dapat kamu lakukan, ada musik, lukis, menggambar, dan lain
sebagainya. Dalam dunia olahraga pun kamu dapat buktikan kreatifitasmu. Ayo,
yang muda memang harus berkarya, agar semua orang melirik, melihat dan
memperhatikan kita. Yang muda yang berkarya, agar semua orang tahu bahwa kita masih ada disini.
*) Artikel Saya di Majalah MAGNET 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar